Senin, 23 Juli 2018

Filled Under: ,

Beberapa cara mengatasi trauma broken home

Beberapa cara mengatasi trauma broken home - dikarenakan saat ini saya ada sedikit waktu luang maka dari itu saya sangat ingin membahas topik yang menurut saya sangat menarik dan penting untuk dibahas dari beberapa sumber yang pernah saya baca mengenai ini, khusus nya untuk para bunda dan ayah yang memiliki anak.

Apa yang terbenak dipikiran kamu ketika mendengar kata "broken home" ?

Apakah kamu sudah mengetahui secara pasti arti kata dari broken home itu apa?

Dan apakah kamu mengetahui mengapa broken home sangat teramat penting untuk dibahas?

Yaa.. tepat sekali.. broken home sangat penting dibahas karena ini menyangkut terhadap perkembangan kepribadian, psikis, dan fisik seorang anak jika sudah tumbuh dewasa kelak.

Lalu apa sih broken home itu sebetulnya?

• menurut Oxford dictionary

Dalam Oxford Dictionary (2010, h. 219) dituliskan bahwa broken home adalah “A family in which the parents are divorced or separated”

• menurut ahli (Platt)


Platt (dikutip dalam Musick, 1995, h. 147) menyatakan bahwa “A psychologically broken home is one where quarreling and fighting dominates, where regular verbal abuse of children and parents occurs. Physically broken homes are those where one or both parents are missing.”

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa broken home adalah kondisi ketidakutuhan dalam sebuah keluarga yang diakibatkan oleh perceraian dan perpisahan antara suami dan istri.

Jika kita menarik kesimpulan dari dua pendapat sumber diatas dapat disimpulkan secara singkat bahwa broken home ialah kegoncangan psikis seorang anak dari orang tua yang tidak harmonis.

Lalu jika demikian apa saja yang dapat menyebabkan terjadi peristiwa broken home tersebut sebenarnya


Beberapa Penyebab terjadinya broken home

1. Karena perceraian yang dialami oleh kedua orang tua sang anak


Faktor pertama adanya disorientasi tujuan suami istri dalam membangun mahligai rumah tangga faktor kedewasaan yang mencakup intelektualitas, emosionalitas, dan kemampuan mengelola dan mengatasi berbagai masalah keluarga pengaruh perubahan dan norma yang berkembang di masyarakat.

2. Karena ketidakdewasaan sikap kedua orang tua sang anak 


Ketidakdewasaan sikap orang tua salah satunya dilihat dari sikap egoisme dan egosentrime. Egoisme adalah suatu sifat buruk manusia yang mementingkan dirinya sendiri. 


Sedangkan egosentrisme adalah sikap yang menjadikan dirinya pusat perhatian yang diusahakan oleh seseorang dengan segala cara.

3. Kedua orang tua yang tidak atau kurang memiliki rasa tanggung jawab bersama


Tidak bertanggungjawabnya orang tua salah satunya masalah kesibukan. Kesibukan adalah satu kata yang telah melekat pada masyarakat modern di kota-kota. Kesibukannya terfokus pada pencarian materi yaitu harta dan uang


4. Jarang ibadah ( jauh dari ALLAH S.W.T)


Segala sesuatu keburukan perilaku manusia disebabkan karena dia jauh dari ALLAH SWT. Sebab ALLAH SWT mengajarkan agar manusia berbuat baik. Jika keluarga jauh dari ALLAH SWT mengutama materi dunia semata maka kehancuran dalam keluarga itu akan terjadi.


5. Bisa jadi karena adanya latar belakang permasalahan ekonomi


Dalam suatu keluarga mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Istri banyak menuntut hal-hal di luar makan dan minum. Padahal dengan penghasilan suami sebagai buruh lepas, hanya dapat memberi makan dan rumah petak tempat 


6. Kurangnya komunikasi yang dijalin kedua orang tua dengan sang anak


Kurang atau putus komunikasi diantara anggota keluarga menyebabkan hilangnya kehangatan di dalam keluarga antara orang tua dan anak. Faktor kesibukan biasanya sering dianggap penyebab utama dari kurangnya komunikasi.


7. Bisa jadi karena adanya latarbelakang permasalahan pendidikan


Masalah pendidikan sering menjadi penyebab terjadinya broken home. Jika pendidikan agak lumayan pada suami istri maka wawasan tentang kehidupan keluarga dapat dipahami oleh mereka.


8. Bisa jadi karena adanya hadirnya orang ketiga dalam pernikahan orang tua


Godaan pasangan yang sudah menikah biasanya adalah orang ketiga yang hadir diantara mereka, bila tidak bisa menghindari masalah ini bisa berakibat hilangnya kepercayaan karena ketidak setiaan pasangan.


9. Ditinggal oleh kedua orang tua



Nah untuk yang satu ini memang paling menyedihkan yaa, ketika kita harus kehilangan orangtua yang kita sayangi dan itu pasti akan membuat kalian menjadi sedih dan ujung-ujungnya akan menjadi broken home.

Mengapa begitu? karena memang ditinggal orangtua itu menurut saya sangat menyedihkan sekali yaa, dan semua orang saya yakin tidak ada yang ingin ditinggal oleh orang tuanya.

Dan tidak sedikit juga penyebab utama dari broken home itu ya karena ditinggal oleh orangtuanya, bisa karena cerai atau meninggal.

Tetapi yang pasti keadaan sepert ini lah yang terkadang membuat seseorang anak berada di posisi terlemah dan ya endingnya akan jadi seorang broken home.

Ketika sudah down dan berada di titik terlemah maka disitulah seorang anak broken home sangat membutuhkan bantuan atau support dari orang-orang terdekatnya, bisa saudara atau sahabat yang ia miliki.

10. Anak yang selalu dimarahi oleh kedua orang tuannya.


 Nah kalau yang satu ini juga mungkin menjadi penyebab utama dari broken home yaa, karena tidak tahan dengan omelan atau sering dimarahi orangtua nya akhirnya ia down dan ya bisa jadi broken home.

Sebenarnya kan kalau kalian dimarahi oleh orangtua kalian sendiri itu artinya orangtua kalian sayang dengan kalian, bukan sebaliknya.

Kadang ada yang berfikiran bahwa kalau dimarahi oleh orangtua secara terus terusan artinya orangtua kita tidak sayang dengan kita, padahal faktanya orangtua memarahi kita karena mereka sayang dengan kita dan ingin anaknya berubah menjadi lebih baik lagi.

Nah selanjutnya saya akan sedikit memberikan tips mengatasi trauma yang ditimbulkan karena broken home

Let's cekidot...

Cara mengatasi mengatasi trauma karena broken home

1. Selalu terapkan cara berfikiran terbuka dan positif.

Tidak perlu terlalu larut dalam kesedihan dan keterpurukan. Orang tua cerai karena demi kebaikan mereka berdua. Walaupun terdengar egois, tetapi bukan berarti pelampiasan kekecewaan kamu kepada mereka dengan merusak diri kamu sendiri. Walaupun orang tuamu berpisah tetapi kamu akan tetap memperoleh kasih sayang yang sama dari keduanya.

2. Usahakan jangan memikul beban sendirian

Apakah kehancuran keluarga harus menjadi masalah remaja yang wajib dipikul? Jawabannya tentu tidak. Broken home memang membuat kamu tidak utuh tapi juga bukan berarti menghancurkan kamu. 

Banyak yang tidak dapat bangkit setelah diterpa badai perceraian.
Mereka kehilangan arah hidup dan semangat untuk meraih kebahagiaan masa depan. Ambillah hikmah dari perpisahan orang tua agar di masa depan kamu tidak perlu mengalami hal yang sama.

3. Jangan mengatasi masalah dengan masalah juga

Hilangkan pikiran bodoh yang melankolis yang terus membayang-bayangi kehidupanmu. Broken home merupakan trauma berat. Tapi hanya jiwa-jiwa yang tangguh dan optimis yang mampu mengantisipasinya. 

Tidak perlu menceburkan diri kepada masalah remaja yang lain untuk melupakannya. Seperti narkoba, minuman keras, kenakalan remaja, atau pergaulan bebas. Karena semua itu tidak akan menyelesaikan masalah tetapi malah membuatmu semakin terpuruk.

4. Hadapilah permasalahan yang datang

Hadapilah perceraian itu dengan gagah berani. Hanya dengan berani menghadapinya maka kamu akan dapat melaluinya dan akhirnya mampu memulai lembaran baru dalam kehidupanmu.

Orang tua cerai bukan mengharapkan anaknya tercerai berai pula. Maafkanlah orang tua apabila kamu kecewa dengan sikap mereka. Setiap manusia pernah melakukan khilaf dalam hidup. Manusia yang mudah memberi maaf akan menjadi manusia yang kuat dalam menghadapi badai masalah apapun jenisnya. Maka, jadilah pemaaf!

5. Kejar impian dan cita-citamu


Khalil Gibran berujar, bahwa orang tua bukanlah pemilik dari anak-anak mereka sehingga tidak bisa menentukan masa depannya kecuali anak itu sendiri. Jadi, ketika broken home terjadi, maka semangat untuk mengejar mimpi dan mewujudkan cita-cita tidak perlu ikut hancur dalam dirimu.

Tetap berjuanglah untuk menggapai harapan-harapanmu, jangan jadikan perceraian sebagai kendala. Tetaplah semangat!

Dan jika kamu bertindak sebagai orang tua dari anak kamu, kamu wajib melakukan ini untuk mengatasi trauma dari broken home 

1. Jangan perlihatkan permasalahan yang kami hadapi didepan anakmu

tua, meskipun kondisi keluarga sedang ditimpa banyak permasalahan. Akan lebih baik untuk tidak menunjukkannya pada anak-anak. Orang tua, terutama ibu harus dapat menaha dan mengontrol emosi serta lebih peka pad aperasaan anak.

Peran ibu dalam keluarga adalah untuk memberikan rasa nyaman dan anak serta merangkul anak agar bisa merasakan senang dan bahagia tanpa harus masuk ke dalam permasalahan yang sedang dihadapi orang tuanya.

2. Selalu ajak anakmu untuk berfikir secara positif di segala kondisi

Cobalah untuk mengajak anak untuk selalu berpikir positif dalam segala kondisi yang dihadapinya. Memang tidak mudah untuk selalu berpikiran positif meskipun dalam kondisi yang seakan membuat kita menyerah.

Namun jika membiarkan anak terus termenung sedih dan selalu berpikir negatif bukanlah solusi yang tepat. Ajarkan anak dengan pelan untuk mulai bisa menerima kenyataan dan mencoba berpikiran positif.

3. Jangan biarkan anak menyesali diri sendiri


Jangan sampai membiarkan anak menyalahkan diri ataupun menyesali dirinya sendiri. Kondisi ini nantinya menyebabkan anak dapat melakukan hal-hal negatif yang mana seahrusnya tidak boleh dilakukan, hal ini pula lah yang menjadi faktor penyebab kenakalan anak di lingkungan masyarakat.

4. Ajak lah anak untuk mencoba hal-hal baru

selama itu dapat bersifat positif dan membentuk karakter anak yang positif maka hal-hal tersebut bisa dilakukan. Misalnya saja mencoba hobi baru, ke tempat-tempat baru yang mengasyikkan, dan lainnya yang membuat pikiran menjadi lebih fresh serta pikiran-pikiran buruk dapat terlupakan sejenak

5. Jadilah tempat berbagi cerita bagi anak

Masalah yang terjadi pada anda dan pasangan, janganlah sampai mempengaruhi peran anda sebagai orang tua. Jangan membiarkan anak merasakan beban tersebut sendirian.

Cobalah untuk selalu menjadi tempat berbagi untuk anak, sehingga segala keluh kesah yang anak rasakan dapat tersalurkan dengan baik dan tidak menyebabkan anak mencari perhatian di tempat lainnya

6. Berikan treatment khusus

Dibutuhkan treatment khusus untuk mengatasi anak-anak yang merupakan korban dari perceraian maupun broken home. Ada banyak perubahan sifat anak broken home yang mungkin tidak diketahui oleh setiap orang tua.

Sehingga nantinya menyebabkan kenakalan remaja atau bahkan menyebabkan gangguan jiwa pada anak karena merasa tidak siap dengan kondisi yang ada. Banyak sekali kasus-kasus anak yang mengalami broken home mengalami trauma yang terkadang sulit untuk disembuhkan hingga dewasa.

Untuk itulah dibutuhkan tindakan atau treatment khsuus yang dilakukan oleh terapis sehingga kondisi broken home nantinya tidak akan sampai mempengaruhi psikologi anak

So... Mulai detik ini mulai lah untuk menjadi orang tua bijaksana terhadap anak-anakmu ya pih - mih.


Jangan biarkan keegoisan orang tua menjadi sebuah akibat fatal timbulnya broken home

Itulah beberapa point-point penting tentang pembahasan broken home ini Semoga bermanfaat ya. Jangan lupa untuk berkunjung lagi. Sharelah ke teman anda jika artikel ini berguna. Terima kasih. :)

Baca Juga :

0 komentar:

Posting Komentar