Kamis, 14 September 2017

Filled Under:

Cara Membedakan Sahabat yang Baik dan Buruk

Apakah definisi sahabat menurut kalian?? Apakah sahabat yang baik itu selalu baik di depan kita dan buruk di belakang?? Saya sudah pernah dikecewakan oleh sahabat-sahabat saya. Sahabat itu sudah saya anggap seperti saudara sendiri layaknya adik dan kakak atau nama bekennya sister.

Saya termasuk bisa berteman yang sangat lama dengan seseorang yang penting nyaman dan cocok dengan orang tersebut. Seperti saat saya SMp. Saya sangat bersahabat dengan seorang perempuan anggap saja namanya RU.

Ru ini mulai kelas 1 sampai kelas 3 Smp saya duduk sebangku, saya pun sering ke rumahnya karena rumah saya jauh dari sekolah. Dia juga sering saya bagi makanan atau hadiah jika ulang tahun. Selama ini saya tidak pernah berantem mungkin Cuma sesekali dan itupun hanya sebentar.

Sampai di ujung kelulusan Smp saya berniat mengmbil uang tabungan saya di koperasi yang jumlahnya 800.000. Saat itu saya sudah sangat senang sekali sampai kesenangan saya terhenti ketika saya melihat ternyata tabungan saya sudah kosong sudah diambil seseorang dan tanda tangannya persis sekali seperti saya.

Saat itulah Cuma RU saja yang kemungkinan besar mengambil uang saya, karena dia dulu pernah bertanya tentang cara saya membuat tanda tangan, dia sempat menirukannya karena dia pikir punya saya sangat bagus ternyata gak kusangka disalahgunakan seperti ini.

Walaupun si RU sudah menusuk saya dari belakang, saya mencoba untuk bersabar dan masih menganggapnya sebagai sahabat dengan cara tidak melaporkannya kepada guru ataupun koperasi. Semoga saja dia diampuni oleh Allah SWT.

Dari sinilah kita ambil kesimpulan bahwa tidak baik memperlihatkan tanda tangan ataupun pasword kita ke orang lain baik itu sahabat kita sendiri.

Hal ini sama ceritanya seperti Full House, ketika Han Ji En ke luar negeri sehingga sahabatnya sendiri menjual rumahnya hingga dia tidak punya apa-apa. Untung saja Lee Yong Jae masih menerima Ji Eun di Rumah itu.

Han Ji En juga mengurung niatnya untuk memenjarakan sahabatnya karena dia tahu bahwa sahabatnya hamil. Dia lebih memikirkan keadaannya orang lain daripada keadaannya sendiri. Karena ia tahu pasti akan ada hikmah di balik kejadian itu.

Saya punya teman lagi yang namanya Ti, dia ini sudah saya kenal sejak pertama kali di upacara mahasiswa baru. Dia termasuk orang kaya dan saya sebaliknya.

Pertama kali saya pinjem buku hiragana dan katakana padanya untuk fotocopy karena seperti yang saya ceritakan sebelumnya saya kehabisan stock yang menjadikan saya bodoh waktu itu. Fotocopy itu paling gak seberapa lama Cuma beberapa menit aja. Dia pun tidak meminjamkannya padaku. Ya sudah its okay.

Waktu semester kedua saya dipertemukan lagi sama Ra, dan si Ra kayanya mencoba berteman lagi dengan saya. Melihat saya gak sebodoh dulu, sepertinya dia hanya memanfaatkan kepintaran saya saja. Aslinya dia Cuma pingin menyontek ulangan dan tugas yang aku kerjakan sendiri.

Tapi ya bagaimana saya gak bisa berbuat apa-apa toh nanti dia juga yang merasakan akibatnya kalau ga mau belajar. Meskipun dia nyonto, tapi tetap saja sensei selalu tahu anak mana yang benar-benar pintar atau enggak.

Lama kelamaan saya jadi dekat dengan dia, dia selalu mengajakku jalan meski saya udah bilang ga punya uang. Ya memang dia selalu mentraktir saya.

Tapi saya sebenarnya agak gak sreg, dia selalu menceritakan teman-temannya yang suka dekat sama dia hanya karena uang. Apa nanti saya gak diceritakan seperti itu juga ke teman-temannya?

Saya juga selalu dikasih pilihan untuk menemaninya di kampus. Suatu ketika dia pernah pulang dari luar negeri, ia cerita sama saya kalau pacarnya dikasih baju. Buat saya sih ada tapi katanya kalau nemenin dia di kampus besok (padahal saya libur), saya nanti dikasih gantungan kunci dan coklat kalau gak ya gak ada. Emang harus gitu ya?

Belum lagi saya selalu mengalah, saya bela-belain jika ada acara di rumah RA, saya pasti sempetin ke rumahnya walaupun jauh. Tapi, dia tidak pernah seperti ini kepada saya.

Waktu saya nikahpun saya udah beri undangan sampai ke rumahnya yang di pucuk gunung. Dia gak mau datang. Padahal jika ada idolanya konser dimanapun dia berada pasti punya waktu dan alasan untuk datang. Apa ini yang dinamakan sahabat?

Untuk mendapat sahabat yang baik hendaknya anda bisa membedakan mana yang bisa menjadi sahabat baik dan sahabat yang buruk.

Sahabat baik itu akan selalu ada disaat anda membutuhkannya dan di saat anda tidak dibutuhkan sekalipun. Susah, senang, dijalani bersama. Bukan Cuma senangnya aja yang sama-sama. Dan gak ada sahabat karena manfaatin teman atau hanya dengan tujuan tertentu saja.

Sahabat baik itu selalu mendukung di saat temannya membutuhkan dukungan, selalu membantu di saat butuh bantuan, dan selalu ada ketika dia mengalami kehilangan, kesedihan ataupun kebahagiaan.

Sahabat baik itu saling curhat, saling berbagi dan saling mengingatkan jika ada sesuatu yang salah. Bukan hanya ada kata karena lantas baru mau berbagi.

Asal anda tahu ketika saya kerja atau liburan pasti ingin beliin ini itu buat sahabat-sahabat saya dan itu saya sangat iklas gak ada paksaan.

Yah tapi dunia ini macam-macam pasti ada yang baik dan buruk. Begitu juga dengan sahabat.

Terima kasihku buat sahabat-sahabat sejati yang memang selalu menemaniku sampai sekarang @chika @mutia dan @suamiku tercinta. Muahhh muaah muaah. Semoga persahabatan kita tak lekang oleh waktu. Aminnn.

Semoga bermanfaat ya. Jangan lupa untuk berkunjung lagi. Sharelah ke teman anda jika artikel ini berguna. Terima kasih. :)

Baca Juga :

0 komentar:

Posting Komentar